Karena ku sayang Bapak








     Semua gara-gara Anto laki-laki yang suka sama aku. Anto masih tetanggaan sama aku. Umurnya sepuluh tahun lebih tua dariku. Anto tetap mendekati aku walau aku sudah menolak cintanya.

    Pagi itu di hari minggu aku di rumah sendiri karena sakit. Bapak, ibu, dan kakak lagi pergi menghadiri hajatan bulek.
Tuk...tuk...tuk...
Terdengar bunyi ketukan pintu.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam..." jawab ku. Suara yang tidak asing bagiku. Akupun berjalan menuju pintu, dan benar dugaanku Anto yang datang.

"O...kamu mas... ada apa ya??"

"Lah...tak di suruh masuk nie?"

"Maaf mas,di luar aja ya? Soalnya ku di rumah sendiri.

"O...ya udah gak apa. Katanya kamu lagi sakit?"

"Kok mas tau?"

"Lely tadi bilang"

    Lely adalah adiknya sekaligus sahabatku. Jadi wajarlah klau aku bisa deket sama kakaknya.
Lalu kami berbincang-bincang dan bercanda di teras rumah. Tak terasa hari pun sudah siang.

"Mas kamu gak pulang?"

"Emang kenapa? Kamu tak suka ku jenguk?"

"Bukan gitu mas. Bentar lagi bapak sama ibu pulang. Aku takut dimarahi." Jawabku menjelaskan agar Anto pulang. Selainku takut dimarahi, aku sendiri juga kurang nyaman dengannya.

    Bukannya pulang Anto malah trus becanda dan cerita apalah-apalah yang gak penting. Padahal ku sudah gak beri tanggapan,bahkan menunjukkan muka bosenku tetap saja Anto ngoceh.
Waktu menunjukkan jam 13:00, bapak ibu ku pulang. Aku deg-degan tak karuan, takut dimarahi.

"Pak bu..." sapa anto pada orang tua ku.

"Tumben main? Sama siapa?" Tanya bapakku.

"Iya pak, ni jenguk Intan katanya sakit. Tadi Lely juga disini ugh pak." Jawab Anto yang berbohong.

Lalu orang tua ku masuk ke rumah. Bukannya pulang,Anto malah lanjutin ceritanya.

"Kamu tadi ugh bohong sama bapakku?" Kata ku motong ceritanya.
"Bohong apa?"

"Iya. Lely kan gak ada. Dari tadi mas sendiri"
"Ya maaf...kan biar orang tua kamu gak marah." Jawabnya membela diri.

Aku makin sebel aja. Pingin banget ngusir Anto dari rumah.

"Mas, ku sholat dulu ya. Kamu pulang aja!"

"Kamu sholat aja, aku tunggu disini"

"Lah...emang kamu gak sholat"

"Ya udah kita sholat bareng."

*Hadeeh...nie orang nyebelin banget, gak bisa ngerti banget* gumam hatiku.

"Gak ah mas, kamu pulang aja." Kataku dengan tegas dan meninggalkan anto begitu saja.

Lalu aku wudhu, ku lihat di teras udah gak ada orang. Jadi ku pikir Anto udah pulang. Sehabis sholat aku mau tidur,tiba-tiba ibu memanggil ku.

"Intan,ada tamu malah di tinggal." Kata ibu agak kesel.

"Siapa bu?"

"Klau mau di tinggal ya di suruh pulang dulu." Jawab ibu makin kesel.

*masak sih Anto belum pulang* gumam hatiku. Dan benar saja setelah ku keluar anto masih di teras.

"Udah sholatnya" kata anto sambil senyum.

"Kirain udah pulang. Mas gak sholat?"

"Udah,aku tadi sholat disini." Katanya. Ya mungkin bohong lagi.

Itulah anto wataknya bandel, urakan,pokoknya nyebelin. Makanya ku tak suka.
Entah apa yang di bicarakan tau-tau udah jam 3 sore. Aku pun udah bosen banget. Tak tau lagi gimana cara ngusir anto agar pulang.

"Intan, di panggil bapak. Anto pulang aja dulu" kata kakak ku.

Akhirnya berkat kakak ku anto pulang. Awalnya ku senang, ternyata inilah dukaku. Aku menyegerakan panggilan bapak. Ku lihat wajah bapak memerah.

"Kamu ini pelajar,seharusnya belajar. Bukan pacaran kaya gitu. Apa mau nikah aja kamu.!!" Kata bapak yang marah-marah.
Aku hanya bisa diam. Aku tak bisa bilang apa-apa. Belum pernah ku lihat bapak semarah ini. Bahkan ku lihat bapak berpaling dan mengusap air matanya. Hatiku hancur,sakit sekali. Tapi ku harus bagaimana? Bibirku terbungkam, badanku kaku semua. Hanya air mataku yang terus mengalir. Inginku memeluk bapak untuk minta maaf dan menjelaskan semua.
Bapak lalu masuk kamar. Bapak hanya keluar untuk sholat saja.

     Seminggu bapak diemin aku. Ibu pun tak mau ikut campur. Aku merasa sebagai anak durhaka dan tak pantas di terima lagi. Aku bingung tak tau harus berbuat apa.
Aku cerita semua sama anto,tapi anto juga tak bisa membantu. Parahnya lagi bukannya dia menjauhi aku,dia malah makin deketin aku.
Aku makin stres dengan semua ini. Akhirnya ku beranikan diri untuk bicara sama bapak.
Waktu ku lihat bapak sendirian di kamar,aku masuk sambil nangis.

"Pak,maafin Intan. Jangan diemin intan kaya gini." Kataku sambil duduk deket bapak.
Bapak masih diam saja bahkan tak memberi respon apapun.

"Pak,intan gak tau , harus gimana. Intan gak pacaran sama anto. Anto memang suka intan dan ngejar-ngejar intan,tapi intan tak suka. Bahkan intan sudah berusaha menjauh. Tapi anto masih deketin intan pak." Kataku coba jelaskan lagi.

Bapak masih saja diam. Membuat aku makin hancur dan menangis tersedu-sedu.

"Apa bener katamu tadi?" Kata bapak.

"Iya pak, intan gak bohong. Kalau ada cara untuk menghindari antok maka akan intan lakukan."

"Bener kamu mau lakukan?" Kata bapak sambil bangun dan duduk di sampingku.

"Intan pindah sekolah dan ikut nenek di Surabaya" kata bapak.

JLEEEP...hati ku serasa di tancap paku. Tak menyangka bapak akan kasih solusi seperti ini. Aku harus keluar dari rumah meninggalkan orang tua dan semua yang disini.
Karena ku sayang bapak,ku tak mau mengecewakan bapak lagi tanpa berpikir panjang ku ikuti saran bapak.

"Klau itu jalan satu-satunya ku ngikut pak."jawabku dengan nada yakin.
Lalu bapak memelukku dan mengajakku keluar kamar. Bapak mengumpulkan semua anggota keluarga di ruang tengah untuk mengatakan rencana kepergianku. Awalnya ibu tak setuju,tapi setelah bapak kasih pengertian dan aku meyakinkan,ibu pun setuju.

   Keesokan harinya bapak datang ke sekolahan untuk mengurus semua. Dan aku tak masuk sekolah karena bapak tak mengijinkan aku kemana-mana.
Malam harinya aku langsung berangkat ke Surabaya tanpa ada satupun selain keluarga yang tau aku pergi.
Aku pergi meninggalkan sahabat dan teman-teman disini tanpa pamit. Aku pergi pisah tinggal dari orang tua dengan terpaksa. Ku lakukan semua demi bapak, karena ku sayang bapak.



...

0 Response to "Karena ku sayang Bapak"

Produk produk air kesehatan kangen water serta fungsi

Produk produk air kesehatan kangen water serta fungsi
Beauty water&strong acidid water .rp 50.000.cp wa:082328456813

Arsip Blog

Arsip Blog